Sumpah Cowok Di Periode Digital
Assalamu'alaikum wr wb.
Sumpah Pemuda di Era Digital - Ketika kita melihat bangsa ini sekarang, sungguhlah banyak kecacatan di dalamnya, ibarat KKN, moral bangsa yang memburuk, persoalan ekonomi, dan hal-hal lainnya. Tentu kalau kita melihat kembali usaha bangsa ini sangatlah berbanding terbalik dengan jaman sekarang, dulu kita ingin bebas dari persoalan yang dihadapi yaitu dari penjajah, tetapi mengapa kini kita malah mencari-cari masalah. Seolah-olah kita asing dengan dasar negara kita, tidak tahu makna dan pengamalan dari Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, dan tidak menghargai usaha bangsa ini untuk merdeka.
Bangsa ini terdiri dari banyak kelompok, salah satunya ialah dari para cowok dan pemudi Bangsa Indonesia, cowok pemudi sebagai tangan keinginan bangsa yang bisa merubah bangsa ini ke arah yang lebih baik kedepannya.
Jika kita berbicara wacana cowok pemudi Bangsa Indonesia, tampaknya kita tidak asing akan istilah Sumpah Pemuda yang merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sebenarnya istilah Sumpah Pemuda ini terlahir dari Kongres Pemuda II yang dilaksanakan 2 hari yaitu 27-28 Oktober 1928 dalam 3 sesi dan 3 tempat yang berbeda di Jakarta. Kegiatan ini digelar oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang dipimpin oleh Sugondo Djojopuspito beserta seluruh anggota pelajar di Indonesia.
Adapun rapat pertama (27 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein yang kini lebih dikenal dengan Lapangan Banteng. Pada rapat tersebut ketua PPPI berharap semoga dengan diadakannya kongres ini sanggup memperkuat persatuan dalam batin para pemuda, kemudian dilanjutkan dengan uraian dari Muhammad Yamin yang membahas wacana arti dan kekerabatan persatuan dengan pemuda, ada lima faktor yang sanggup memperkuat persatun Indonesia menurutnya, yaitu sejarah, bahasa, aturan adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua (28 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop di Jalan Medan Merdeka Utara. Pada rapat ini dibahas wacana persoalan pendidikan, yang menjadi pembicara disini yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, mereka beropini bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta anak juga harus dididik secara demokratis.
Dan Rapat ketiga yaitu rapat epilog (28 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Pada rapat epilog ini Sunario memaparkan bahwa pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Serta Ramelan memapaparkan juga bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. dengan adanya gerakan kepanduan semenjak dini akan mendidik belum dewasa disiplin dan sanggup bangun diatas kaki sendiri yaitu hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Kongres ini ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair atas saran Sugondo kepada Supratman.
Berikut yaitu tiga poin keputusan kongres tersebut yang tercantum pada prasasti yang berada di dinding Museum Sumpah Pemuda.
Adanya Sumpah Pemuda sanggup menjadikan bangsa ini maju tanpa menghilangkan rasa nasionalisme bangsa ini. Dari point pertama hingga ketiga, kita sanggup mengaitkannya dengan apa yang terjadi pada jaman kini yaitu di kala digital, kala modern, kala dimana teknologi melesat dengan cepat.
Poin pertama, Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Katanya bangsa Indonesia tetapi diajak upacara juga males, padahal upacara hanya satu ahad sekali diadakannya yaitu pada hari senin, kalau bertepatan hari libur upacaranya juga libur (kecuali libur kemerdekaan).
Jika kita cinta akan tanah air, kejadian ini niscaya tidak akan terjadi, syukur kita lahir di jaman Indonesia telah merdeka, coba bayangkan kalau kita lahir di jaman penjajahan, yang setiap hari tidak bisa damai untuk tidur, mau makan pun susah, setiap hari berjuang untuk memerdekakan Indonesia, rasa rela berkorban sangat diaplikasikan, tidak ibarat jaman sekarang.
Katanya bertumpah darah satu, tetapi banyak yang korupsi sehingga mengakibatkan kerugian bangsa, mengakibatkan kerugian bagi orang lain, katanya bertumpah darah satu tetapi masih membeda-bedakan golongan, katanya bertumpah darah yang satu tetapi tidak mau rela berkorban demi bangsa ini.
Ketika ada hari nasional, ibarat Sumpah Pemuda, yang ada hanyalah perayaannya saja, hanya status-status pada jejaring sosial saja yang beredar. Tolong... mitra sadarlah, Indonesia tidak memerlukan status-status tersebut, Indonesia menginginkan agresi kasatmata pada pencapaian harapan-harapan yang kalian tulis pada status tersebut, jangan hanya omong kosong saja.
Tanpa kita bangsa ini bukan apa-apa, tetapi kita disini juga harus tau mana yang harus dibawa oleh kita untuk memajukan bangsa ini, rasa akan rela berkorban demi bangsa sanggup membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi.
Poin kedua, Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Seakan enggan membeli produk dalam negeri sendiri, menentukan produk luar dikarenakan telah nge-trend di masyarakat. Cobalah untuk menerapkan poin kedua ini, kita harus besar hati akan negeri ini, besar hati akan sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk salah satunya produk dalam negeri. Ketika kita membeli produk dalam negeri, kita secara tidak eksklusif telah membantu bangsa ini. Produk dalam negeri akan jaya, permasalahan ekonomi sanggup diselesaikan, mengurangi tingkat pengangguran, dan kesejahteraan tiap keluarga di Indonesia akan terus meningkat.
Contoh lainnya yaitu selalu menunjukkan budaya saling menghormati pada dunia kasatmata maupun pada dunia maya, salah satunya ialah tidak menunjukkan kesalahan dari orang lain meskipun orang tersebut telah melaksanakan hal yang tidak kita sukai.
Seseorang ingin memesan makanan dengan bertuliskan "merry xmax mama tisya", tetapi pihak penjual tidak bisa untuk mewujudkannya alasannya yaitu mereka tetap mempertahankan kepercayaan agama yang dianutnya.
Seharusnya yang dilakukan orang tersebut jangan mengunggah permasalahan ke media sosial, kalau memang persoalan diantara keduanya saja mengapa tidak dibereskan dengan cara yang normal saja, mengekspos ke media umum bukanlah cara yang tepat. Media sosial yang luas, dengan mudahnya warta bisa dibagikan ke banyak pasang mata, kalau permasalahan sudah tersebar luas apa jadinya? yang ada aib dan menyesal terhadap apa yang dilakukannya.
"Berbangsa yang satu" yaitu cara mengatasinya, saling menghormati antara warga Indonesia, menghormati budaya agamanya masing-masing, serta menghormati aspek positif lainnya dari bangsa ini.
Bangga akan sesuatu yang ada di dalamnya bukan berarti besar hati dengan tikus-tikus got yang ada di dalamnya. Tikus-tikus yang berkeliaran sudah dianggap bukan sebagaian dari bangsa ini, mereka hanyalahh SAMPAH, mereka tidak setia dengan tanah air, tidak cinta dengan tanah air, malah mengakibatkan kerusakan di tanah airnya, di tanah kelahirannya, mereka ibarat penghianat.
Poin ketiga, Kami putra putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Seakan-akan terasingkan di negeri sendiri, itulah yang dirasakan pada ketika ini. Di setiap tempat, di mana-mana kita sanggup melihat, contohnya pada area perbelanjaan, Bahasa Indonesia tidak digunakan sepenuhnya, bahasa asing lebih mayoritas didalamnya (meskipun tidak semua begini), mungkin atasannya menilai kalau menggunakan bahasa asing pada area perbelanjaannya, akan mengatakan bahwa areanya tersebut sudah mengikuti perkembangan jaman. Tapi TIDAK, sekali lagi TIDAK, tidak begitu. Kita harus ingat bahwa kita berada di negeri yang berbahasa Indonesia bukan bahasa inggris, jerman, dan bahasa asing lainnya. Kita kembali lagi kepada poin kedua yaitu kita harus besar hati dengan bangsa kita ini, termasuk juga besar hati akan bahasa yang dimilikinya, budaya yang dimilikinya, memang dengan adanya globalisasi negeri ini akan maju, akan tetapi kita juga harus menyaringnya juga, penggalan mana dari hal positif yang bisa diambil dari globalisasi tersebut, jangan semua isi dari globalisasi diambil sehingga merubah bangsa ini ke sisi negatif.
Contoh lainnya yaitu status Facebook yang menggunakan bahasa Inggris.
Agar terlihat keren agan ini menggunakan bahasa Inggris di status Facebooknya, tapi yang terjadi malah sebaliknya, alasannya yaitu bahasanya agak ngaco ya beginilah.
Coba kita terapkan akan besar hati dengan yang dimiliki negeri tercinta ini, pakailah bahasa Indonesia atau bahasa kawasan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di wilayah Indonesia.
Bukan maksudnya untuk melarang kita untuk mempelajari atau menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, tapi kita juga harus adil dimana kita menggunakannya, coba deh kita berbicara bahasa sunda di tanah jawa, asing bukan? ibarat itu juga kalau kita menggunakan bahasa asing di wilayah Indonesia.
Kalau kita menggunakannya dengan tepat, contohnya dalam lembaga berbahasa Inggris, pada ketika pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, atau ketika ada turis asing bertanya kepada kita, penggunaan bahasa asing memanglah wajar.
Kalau kita berbicara wacana pemuda-pemudi bangsa ini, mungkin berbicara wacana cowok yang berprestasi memang pantas untuk dibicarakan, disini memang tidak seluruh dari cowok berprestasi yang di tampilkan, melainkan hanya beberapanya saja, berikut diantaranya.
Christian Lie
Dia yaitu cowok Indonesia lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ia yaitu salah satu illustrator komik-komik yang terkenal, ibarat Gl Joe dan Transformers. Selain itu cowok yang lebih dikenal dengan nama Chrish Lie ini juga menciptakan komik kesudahannya sendiri, komik tersebut beraliran manga jepang, judulnya yaitu Return of The Labyrinth.
Arie Setya Yudha
Tahu tidak kalau pakaian militer luar negeri yaitu ciptaan cowok bangsa ini. Dari hobinya yaitu airsoft kemudian menciptakan bajunya, Arie malah dilirik oleh pasar lokal dan mancanegara dalam pemesanan baju militer. Mahasiswa UGM ini telah memperoleh omzet Rp. 185 juta perbulan pada semester tiga. Dengan kemampuannya ini tentu saja menciptakan nama Indonesia lebih berjaya.
Peter Firmansyah
Tahu dengan merek baju peter says denim? ya tepat sekali, merek baju tersebut yaitu buatan cowok negeri ini, merek tersebut bisa bersaing dengan produk luar negeri ibarat Machbeth, Ripcurl, dan Volcom.
Kita
Ya tepat sekali, selanjutnya yaitu kita, tergantung kita akan membawa bangsa ini kemana dengan tenaga dan pemikiran kita. Kita yaitu satu yaitu Pemuda-Pemudi Bangsa Indonesia sebagai tangan keinginan bangsa. Negeri ini haus akan pemikiran cowok yang cemerlang, yang memikirkan Indonesia kedepannya, ke arah yang lebih baik lagi.
Silakan untuk berkomentar.
Wassalamu'alaikum wr wb.
Sumpah Pemuda di Era Digital - Ketika kita melihat bangsa ini sekarang, sungguhlah banyak kecacatan di dalamnya, ibarat KKN, moral bangsa yang memburuk, persoalan ekonomi, dan hal-hal lainnya. Tentu kalau kita melihat kembali usaha bangsa ini sangatlah berbanding terbalik dengan jaman sekarang, dulu kita ingin bebas dari persoalan yang dihadapi yaitu dari penjajah, tetapi mengapa kini kita malah mencari-cari masalah. Seolah-olah kita asing dengan dasar negara kita, tidak tahu makna dan pengamalan dari Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, dan tidak menghargai usaha bangsa ini untuk merdeka.
Bangsa ini terdiri dari banyak kelompok, salah satunya ialah dari para cowok dan pemudi Bangsa Indonesia, cowok pemudi sebagai tangan keinginan bangsa yang bisa merubah bangsa ini ke arah yang lebih baik kedepannya.
Jika kita berbicara wacana cowok pemudi Bangsa Indonesia, tampaknya kita tidak asing akan istilah Sumpah Pemuda yang merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Singkat Sumpah Pemuda
Foto bersama penerima Kongres Pemuda Kedua di Jakarta. (Wikipedia) |
Sebenarnya istilah Sumpah Pemuda ini terlahir dari Kongres Pemuda II yang dilaksanakan 2 hari yaitu 27-28 Oktober 1928 dalam 3 sesi dan 3 tempat yang berbeda di Jakarta. Kegiatan ini digelar oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang dipimpin oleh Sugondo Djojopuspito beserta seluruh anggota pelajar di Indonesia.
Adapun rapat pertama (27 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein yang kini lebih dikenal dengan Lapangan Banteng. Pada rapat tersebut ketua PPPI berharap semoga dengan diadakannya kongres ini sanggup memperkuat persatuan dalam batin para pemuda, kemudian dilanjutkan dengan uraian dari Muhammad Yamin yang membahas wacana arti dan kekerabatan persatuan dengan pemuda, ada lima faktor yang sanggup memperkuat persatun Indonesia menurutnya, yaitu sejarah, bahasa, aturan adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua (28 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop di Jalan Medan Merdeka Utara. Pada rapat ini dibahas wacana persoalan pendidikan, yang menjadi pembicara disini yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, mereka beropini bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta anak juga harus dididik secara demokratis.
Dan Rapat ketiga yaitu rapat epilog (28 Oktober 1928) dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Pada rapat epilog ini Sunario memaparkan bahwa pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Serta Ramelan memapaparkan juga bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. dengan adanya gerakan kepanduan semenjak dini akan mendidik belum dewasa disiplin dan sanggup bangun diatas kaki sendiri yaitu hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Kongres ini ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair atas saran Sugondo kepada Supratman.
Hasil Kongres Pemuda II
Hasil dari Kongres Pemuda II yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda ini menghasilkan Trilogi Pemuda, yaitu Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa yaitu Bahasa Indonesia, dan juga ditetapkannya Lagu Indonesia Raya Ciptaan WR Supratman sebagai lagu kebangsaan.Berikut yaitu tiga poin keputusan kongres tersebut yang tercantum pada prasasti yang berada di dinding Museum Sumpah Pemuda.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda di Era Digital
Teknologi yang semakin maju, globalisasi yang melesat telah banyak merubah bangsa ini, entah itu dalam hal yang positif maupun hal yang negatif.Adanya Sumpah Pemuda sanggup menjadikan bangsa ini maju tanpa menghilangkan rasa nasionalisme bangsa ini. Dari point pertama hingga ketiga, kita sanggup mengaitkannya dengan apa yang terjadi pada jaman kini yaitu di kala digital, kala modern, kala dimana teknologi melesat dengan cepat.
Poin pertama, Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Males upacara.. panas.. akal-akalan sakit ah...
Illustrasi. (Memecrunch) |
Katanya bangsa Indonesia tetapi diajak upacara juga males, padahal upacara hanya satu ahad sekali diadakannya yaitu pada hari senin, kalau bertepatan hari libur upacaranya juga libur (kecuali libur kemerdekaan).
Jika kita cinta akan tanah air, kejadian ini niscaya tidak akan terjadi, syukur kita lahir di jaman Indonesia telah merdeka, coba bayangkan kalau kita lahir di jaman penjajahan, yang setiap hari tidak bisa damai untuk tidur, mau makan pun susah, setiap hari berjuang untuk memerdekakan Indonesia, rasa rela berkorban sangat diaplikasikan, tidak ibarat jaman sekarang.
Katanya bertumpah darah satu, tetapi banyak yang korupsi sehingga mengakibatkan kerugian bangsa, mengakibatkan kerugian bagi orang lain, katanya bertumpah darah satu tetapi masih membeda-bedakan golongan, katanya bertumpah darah yang satu tetapi tidak mau rela berkorban demi bangsa ini.
Ketika ada hari nasional, ibarat Sumpah Pemuda, yang ada hanyalah perayaannya saja, hanya status-status pada jejaring sosial saja yang beredar. Tolong... mitra sadarlah, Indonesia tidak memerlukan status-status tersebut, Indonesia menginginkan agresi kasatmata pada pencapaian harapan-harapan yang kalian tulis pada status tersebut, jangan hanya omong kosong saja.
Tanpa kita bangsa ini bukan apa-apa, tetapi kita disini juga harus tau mana yang harus dibawa oleh kita untuk memajukan bangsa ini, rasa akan rela berkorban demi bangsa sanggup membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi.
Poin kedua, Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Barang Impor lebih keren bro... Lihat nih brand DC. kata salah satu orang di samping saya.
Illustrasi. (Trendezia) |
Seakan enggan membeli produk dalam negeri sendiri, menentukan produk luar dikarenakan telah nge-trend di masyarakat. Cobalah untuk menerapkan poin kedua ini, kita harus besar hati akan negeri ini, besar hati akan sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk salah satunya produk dalam negeri. Ketika kita membeli produk dalam negeri, kita secara tidak eksklusif telah membantu bangsa ini. Produk dalam negeri akan jaya, permasalahan ekonomi sanggup diselesaikan, mengurangi tingkat pengangguran, dan kesejahteraan tiap keluarga di Indonesia akan terus meningkat.
Contoh lainnya yaitu selalu menunjukkan budaya saling menghormati pada dunia kasatmata maupun pada dunia maya, salah satunya ialah tidak menunjukkan kesalahan dari orang lain meskipun orang tersebut telah melaksanakan hal yang tidak kita sukai.
Contoh. (Facebook) |
Seseorang ingin memesan makanan dengan bertuliskan "merry xmax mama tisya", tetapi pihak penjual tidak bisa untuk mewujudkannya alasannya yaitu mereka tetap mempertahankan kepercayaan agama yang dianutnya.
Seharusnya yang dilakukan orang tersebut jangan mengunggah permasalahan ke media sosial, kalau memang persoalan diantara keduanya saja mengapa tidak dibereskan dengan cara yang normal saja, mengekspos ke media umum bukanlah cara yang tepat. Media sosial yang luas, dengan mudahnya warta bisa dibagikan ke banyak pasang mata, kalau permasalahan sudah tersebar luas apa jadinya? yang ada aib dan menyesal terhadap apa yang dilakukannya.
"Berbangsa yang satu" yaitu cara mengatasinya, saling menghormati antara warga Indonesia, menghormati budaya agamanya masing-masing, serta menghormati aspek positif lainnya dari bangsa ini.
Kita bagaikan suatu material untuk menciptakan rumah, sebagian menjadi semen, pasir, bata, kayu, genteng, dan material lainnya, ketika tidak ada salah satunya, rumah tidak akan simpulan dengan sempurna.
Bangga akan sesuatu yang ada di dalamnya bukan berarti besar hati dengan tikus-tikus got yang ada di dalamnya. Tikus-tikus yang berkeliaran sudah dianggap bukan sebagaian dari bangsa ini, mereka hanyalahh SAMPAH, mereka tidak setia dengan tanah air, tidak cinta dengan tanah air, malah mengakibatkan kerusakan di tanah airnya, di tanah kelahirannya, mereka ibarat penghianat.
Poin ketiga, Kami putra putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Discount 20%, buy 1 get 1, caution wet floor.
Illustrasi. (Micecartoon) |
Seakan-akan terasingkan di negeri sendiri, itulah yang dirasakan pada ketika ini. Di setiap tempat, di mana-mana kita sanggup melihat, contohnya pada area perbelanjaan, Bahasa Indonesia tidak digunakan sepenuhnya, bahasa asing lebih mayoritas didalamnya (meskipun tidak semua begini), mungkin atasannya menilai kalau menggunakan bahasa asing pada area perbelanjaannya, akan mengatakan bahwa areanya tersebut sudah mengikuti perkembangan jaman. Tapi TIDAK, sekali lagi TIDAK, tidak begitu. Kita harus ingat bahwa kita berada di negeri yang berbahasa Indonesia bukan bahasa inggris, jerman, dan bahasa asing lainnya. Kita kembali lagi kepada poin kedua yaitu kita harus besar hati dengan bangsa kita ini, termasuk juga besar hati akan bahasa yang dimilikinya, budaya yang dimilikinya, memang dengan adanya globalisasi negeri ini akan maju, akan tetapi kita juga harus menyaringnya juga, penggalan mana dari hal positif yang bisa diambil dari globalisasi tersebut, jangan semua isi dari globalisasi diambil sehingga merubah bangsa ini ke sisi negatif.
Contoh lainnya yaitu status Facebook yang menggunakan bahasa Inggris.
Contoh. (Kaskus) |
Agar terlihat keren agan ini menggunakan bahasa Inggris di status Facebooknya, tapi yang terjadi malah sebaliknya, alasannya yaitu bahasanya agak ngaco ya beginilah.
Coba kita terapkan akan besar hati dengan yang dimiliki negeri tercinta ini, pakailah bahasa Indonesia atau bahasa kawasan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di wilayah Indonesia.
Bangsa yang maju yaitu bangsa yang besar hati akan hal positif yang dimiliki bangsanya, dan memperbaiki hal negatif dari bangsanya.
Bukan maksudnya untuk melarang kita untuk mempelajari atau menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari, tapi kita juga harus adil dimana kita menggunakannya, coba deh kita berbicara bahasa sunda di tanah jawa, asing bukan? ibarat itu juga kalau kita menggunakan bahasa asing di wilayah Indonesia.
Kalau kita menggunakannya dengan tepat, contohnya dalam lembaga berbahasa Inggris, pada ketika pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, atau ketika ada turis asing bertanya kepada kita, penggunaan bahasa asing memanglah wajar.
Pemuda Indonesia yang Berprestasi
Illustrasi. (bkuad2012) |
Kalau kita berbicara wacana pemuda-pemudi bangsa ini, mungkin berbicara wacana cowok yang berprestasi memang pantas untuk dibicarakan, disini memang tidak seluruh dari cowok berprestasi yang di tampilkan, melainkan hanya beberapanya saja, berikut diantaranya.
Christian Lie
Dia yaitu cowok Indonesia lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ia yaitu salah satu illustrator komik-komik yang terkenal, ibarat Gl Joe dan Transformers. Selain itu cowok yang lebih dikenal dengan nama Chrish Lie ini juga menciptakan komik kesudahannya sendiri, komik tersebut beraliran manga jepang, judulnya yaitu Return of The Labyrinth.
Arie Setya Yudha
Tahu tidak kalau pakaian militer luar negeri yaitu ciptaan cowok bangsa ini. Dari hobinya yaitu airsoft kemudian menciptakan bajunya, Arie malah dilirik oleh pasar lokal dan mancanegara dalam pemesanan baju militer. Mahasiswa UGM ini telah memperoleh omzet Rp. 185 juta perbulan pada semester tiga. Dengan kemampuannya ini tentu saja menciptakan nama Indonesia lebih berjaya.
Peter Firmansyah
Tahu dengan merek baju peter says denim? ya tepat sekali, merek baju tersebut yaitu buatan cowok negeri ini, merek tersebut bisa bersaing dengan produk luar negeri ibarat Machbeth, Ripcurl, dan Volcom.
Kita
Ya tepat sekali, selanjutnya yaitu kita, tergantung kita akan membawa bangsa ini kemana dengan tenaga dan pemikiran kita. Kita yaitu satu yaitu Pemuda-Pemudi Bangsa Indonesia sebagai tangan keinginan bangsa. Negeri ini haus akan pemikiran cowok yang cemerlang, yang memikirkan Indonesia kedepannya, ke arah yang lebih baik lagi.
Penutup
Mungkin sekian dari saya. Mari dengan adanya sumpah cowok ini, adanya kita sebagai cowok pemudi bangsa Indonesia, kita bisa menjadikan Indonesia jaya, setidaknya mengembalikan gelar kita menjadi Macan Asia kembali. Dengan diterapkannya poin-poin sumpah pemuda, diperlukan pemuda-pemudi bangsa sebagai tangan keinginan bangsa ini akan merubah bangsa Indonesia ini ke arah yang lebih baik lagi, memperbaiki, dan jangan hingga kesalahan yang telah dilakukan terulang kembali. Mohon maaf apabila ada kesalahan apapun dalam penulisan artikel ini, terimakasih sudah mengunjungi blog saya, dan semoga bermanfaat.Silakan untuk berkomentar.
Wassalamu'alaikum wr wb.
0 Response to "Sumpah Cowok Di Periode Digital"
Posting Komentar